Cocopeat diolah dari sabut kelapa. Sebelum diolah, sabut kelapa direndam
selama 6 bulan untuk menghilangkan senyawa-senyawa kimia yang dapat
merugikan tanaman seperti tanin. Senyawa itu dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Setelah dikeringkan, sabut kelapa itu dimasukkan ke
dalam mesin untuk memisahkan serat dan jaringan empulur. Residu dari
pemisahan itulah yang kemudian dicetak membentuk kotak. Media dicetak
dengan tingkat kerapatan rongga kapiler sehingga dapat menyimpan oksigen
sampai 50%. Itu lebih tinggi ketimbang kemampuan menyimpan oksigen
pada tanah yang hanya 2-3%. Ketersediaan oksigen pada media tanam
dibutuhkan untuk pertumbuhan akar.
Hasil penelitian Dr Geoff Creswell,
dari Creswell Horticultural Service, Australia, media tanam cocopeat
sanggup menahan air hingga 73%. Dari 41 ml air yang dialirkan melewati
lapisan cocopeat, yang terbuang hanya 11 ml. Jumlah itu jauh lebih
tinggi daripada sphagnum moss yang hanya 41%. Secara umum, derajat
keasaman media cocopeat 5,8-6. Creswell menyarankan, air diberikan
sedikit demi sedikit tetapi kontinu seperti dengan cara irigasi tetes
atau pengabutan.
Menurut Joko Pramono, pengguna cocopeat
di Semarang, Jawa Tengah, pada kondisi itu tanaman optimal menyerap
unsur hara. Derajat keasaman (pH) ideal yang diperlukan tanaman 5,5-6,5.
Karena kemampuan cocopeat menahan air cukup tinggi, hindari pemberian
air berlebih. ‘Pada beberapa jenis tanaman, media terlalu lembap dapat
menyebabkan busuk akar,’ kata Joko. Oleh sebab itu, ia mencampur
cocopeat dengan bahan lain yang daya ikat airnya tidak begitu tinggi
seperti pasir atau arang sekam. Sekadar berjaga-jaga, setiap kali
membeli cocopeat, Yopie-sapaan Joko Pramono-merendamnya hingga tiga
hari. Air rendaman diganti setiap hari. ‘Saya khawatir masih mengandung
tanin atau zat-zat racun lainnya,’ kata pria yang kini sedang menempuh
gelar doktor di UGM itu.
Menurut Kevin Handreck dalam bukunya Growing Media,
kandungan klor pada cocopeat cenderung tinggi. Bila klor bereaksi dengan
air, ia akan membentuk asam klorida. Akibatnya, kondisi media menjadi
asam. Sedangkan tanaman umumnya menghendaki kondisi netral. Sydney
Environmental and Soil Laboratory, Australia, mensyaratkan kadar klor
pada cocopeat tidak boleh lebih dari 200 mg/l. Oleh sebab itu, pencucian
bahan baku cocopeat sangat penting.
Membeli cocopeat hasil pabrikan lebih
terjamin. Produsen biasanya mencantumkan spesifikasi produk seperti
porositas, kelembapan, Water Hold Capacity (WHC), derajat keasaman
(pH), Electric Conductivity (EC), indeks kadar racun, kandungan
mineral, dan cara penggunaannya pada kemasan atau brosur.
Cocopeat diperkirakan akan menjadi alternatif dunia bagi peningkatan
kesuburan tanah, sebab bila dicampurkan dengan tanah berpasir hasil
tanam pun menabjubkan. Hanya saja unsur hara tanah tidak tersedia dalam
cocopeat untuk itu pupuk masih sangat dibutuhkan. Cocok buat
pembibitan, perkebunan, pertanian bahkan untuk tanaman anthurium.
Kelebihan sekam dan serbuk gergaji meningkatkan sirkulasi udara dan
sinar matahari ada pada cocopeat, tapi kelemahanan sekam dan serbuk
gergaji bersifat panas dan bertahan hanya 6 bulan saja berbeda dengan
cocopeat yang netral dan tahan lama.
Kekurangan cocopeat adalah banyak mengandung zat Tanin. Zat Tanin
diketahui sebagai zat yang menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk
menghilangkan zat Tanin yang berlebihan, maka bisa dilakukan dengan cara
merendam cocopeat di dalam air bersih selama beberapa jam, lalu diaduk
sampai air berbusa putih. Selanjutnya buang air dan diganti dengan air
bersih yang baru. Demikian dilakukan beberapa kali sampai busa tidak
keluar lagi.
Cocopeat merupakan serabut kelapa yang sudah disterilisasi. Cocopeat
bersifat menyimpan air. Dengan menggunakan cocopeat penyiraman dapat
dilakukan dengan lebih jarang. Penyiraman dilakukan setelah media
kering.Perlakuan cocopeat sebelum digunakan sebagai media tanam untuk
anggrek.Serabut kelapa mengandung zat tanin, atau zat anti gizi. Adanya
zat tanin ditandai dengan keluarnya warna merah bata saat serabut
kelapa direndam dalam air. Sebelum digunakan rendam selama sehari atau
direbus terlebih dahulu sampai warna merah yang keluar benar-benar
berkurang.
Sumber:
https://produkkelapa.wordpress.com/2010/06/14/mudah-membuat-cocopeat-blok/
(1) http://www.e-smartschool.com/
(2) http://www.chem-is-try.org
(3) http://www.trubus-online.co.id
(4) http://coco.peat.tripod.com/
(5) http://emirgarden.blogspot.com/
(6) http://iswaraorchid.wordpress.com/
http://emirgarden.blogspot.com/2008/07/komponen-media-tanam_31.html
No comments:
Post a Comment