Tuesday, June 4, 2013

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI (SUNDEP/BELUK)



Seperti kita ketahui tanaman padi saat musim kemarau sangat rentan terhadap serangan hama penggerek batang. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang mendukung untuk berkembangnya populasi hama penggerek batang ini. Perkembangan hama penggerek batang ini akan semakin pesat ketika didukung oleh cuaca yang panas dan kondisi air yang tergenang.
Kalau kita perhatikan sebenarnya serangan hama penggerek batang ini sudah mulai saat tanaman padi berada di pesemaian. Tetapi saat di pesemaian belum menunjukkan gejala yang jelas sehingga petani kurang waspada terhadap hama tersebut. 

Telur, larva dan pupa yang berada dipesemaian akan terbawa ke pertanaman padi dan akan menunjukkan gejala ambles/tanaman mati/tanaman hilang saat tanaman umur 15-30 hari. Hal ini dicirikan dengan tanaman padi yang busuk dan mati, anakan semakin sedikit, bahkan tanaman padi bisa hilang ketika umur muda. Saat tanaman padi umur 30- 45 gejala ditunjukkan dengan menguningnya daun muda tanaman padi (kadang layu/menggulung) dan mudah dicabut (sundep). Gejala ini akan berlanjut ketika tanaman memasuki vase generatif dengan gejala adanya malai tanaman padi yang tegak dan mudah dicabut karena bulirnya tidak berisi (beluk).

Ada beberapa cara Pengendalian Hama Penggerek Batang Secara Terpadu yang dilakukan Pada Daerah Serangan Endemik
1)  Pengaturan Pola Tanam
·       Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi
·       Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama
·       Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertamaü dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya.

2) Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik
·      Mekanik yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur di persemaian dan di pertanaman
·      Fisik yaitu dengan penyabutan tanaman serendah mungkin dan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati

3)  Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami parasitoid : Trichogramma japonicum: dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman)

4)  Pengendalian Secara Kimiawi
·       Dilakukan pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat atau intensitas serangan rata-rata > 5% sundep.
·       Insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen pada satu hari sebelum tanam dengan dosis 2 gram insektisida granule/m2 [800 gram/400 m2 (luas persemaian)]
·       Pada pertanaman stadium vegetatif dianjurkan menggunakan insektisida butiran berbahan aktif : Carbofurant (Sidafur 3GR) dosis 20 kg insektisida granule/ha
·       Disemprot dengan insektisida berbahan aktif seperti Dimehipo (Sidatan 410 SL), Imidakloprid (Top Dor 10 WP), Fipronil (Fipros 55 EC).

Adapun cara pengendalian terhadap hama penggerek batang ini bisa dilakukan pada saat persemaian. Karena serangan hama penggerek batang ini dimulai sejak di persemaian maka kita pun dalam mengendalikan hama ini harus dimulai dari pesemaian. Memang cara ini instan dan sedikit bertentangan dengan konsep Pengendalian Hama secara Terpadu, tapi apa boleh buat. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah:
  1. Gunakan benih padi yang tahan terhadap serangan hama ini (misal: cipunegara, cisokan, situbagendit, cibogo, ciherang dan IR 64)
  2. Penerapan kultur tehnis (tanam serentak) jerami dipotong pendek atau dibakar, pemberian N yang tidak berlebihan, pergiliran tanaman, membenamkan tunggak.
  3. Aplikasi seedtreatmen pada benih sebelum tanam
  4. Saat persemaian umur 5 hari aplikasikan insektisida granule (Sidafur 3GR)
  5. Ketika pesemaian berumur 18 hari dan siap tanam semprot dengan insektisida (Sidatan 410 SL, Fipros 55 EC, Top Dor 10 WP, dll)
  6. Saat aplikasi pemupukan dasar/pertama campur dengan insektisida granule sesuai dengan dosis rekomendasi. Disarankan pakai Sidafur 3GR dengan dosis yang tepat saja karena lebih ramah lingkungan.
  7. Ketika tanaman padi berumur 20 dan 40 hst semprot dengan insektisida pengendali hama penggerek batang (Sidatan 410 SL, Top Dor 10 WP , dll)
Dengan menggabungkan cara pengendalian tersebut diharapkan akan mempersempit ruang hidup bagi hama penggerek batang pada tanaman padi kita. Yang perlu diperhatikan adalah dalam menggunakan insektisida hendaknya yang selektif, gunakan insektisida yang benar-benar direkomendasikan untuk mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman padi. Selain itu dalam menggunakannya juga harus sesuai dengan dosis dan konsentrasi anjuran. 

Writed by:

HAMA SUNDEP DAN BELUK Oleh Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga innotata)



Hama endemis ini berkembang dari dari pantai hingga daerah pedalaman dengan ketinggian 200 meter diatas pemukaan laut dengan curah hujan (kurang dari 200 mm).

Tanda-tanda hama ini dimulai dengan melakukan invasi (terbangnya ribuan kupu-kupu keell berwarna putih pada sore dan malam hari) setelah 35 hari masa hujan. Kupu-kupu ini melakukan terbang sekitar dua minggu, menuju daerah-daerah persemaian tanamaan padi. Selanjutnya telur-telur (170-240 telur) diletakkan dibawah daun padi yang masih muda dan akan menetes menjadi ulat perusak tanaman padi setelah seminggu. Ulat S.Innotata selain mampu mewujudkan serangan hama sundep, mampu pula mewujudkan serangan hama beluk. Penyerangan ini dikenal dengan nama "Hama Sundep" dan "Hama Beluk",

Perbedaan Hama Sundep dan Hama Beluk.
Hama Sundep
Hama Beluk
Menyerang daun padi muda.  menguning dan mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau membentuk anak tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak terjadi.
Menyerang titik tumbuh tanaman padi yang sedang bunting sehingga buliran padi keluar, berguguran, gabah-gabah kosong dan berwarna keabu-ahuan.   
Sumber: Kartasapoetra (1993)

Selain itu gejala serangan Sundep terjadi pada fase vegetatif dimana daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala serangan Beluk terjadi pada fase generatif, hal ini bisa dilihat malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva.

Sejak tahun 1912, penggerek batang padi putih dinyatakan sebagai jenis hama padi yang paling merusak di Pulau Jawa. Selama periode 40 tahun (1900 - 1940) tercatat terjadi eksplosi penggerek padi putih sebanyak 9 kali, kemudian eksplosi yang cukup luas terjadi lagi pada tahun 1990 di Jawa Barat, yakni di kabupaten Indramayu, Subang dan Karawang.

Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang.

Untuk membasmi hama-hama ini ditempuh cara-cara sebagai berikut:
1.    Petani menyebarkan bibit-bibit tanaman padi di persemaian setelah tahu jadwal invasi serangan ulat-ulat ini diperkirakan telah selesai.
2.    Penanaman padi yang memiliki daya regenerasi yang tinggi.
3.    Menghancurkan telur-telur S. innotata yang teradapat dilingkungan persemaian dan membunuh larva-larva yang baru menetas.
4.    Melakukan tindakan preventif dengan penyemprotan persemaian menggunakan insektisida yang resistensi.
5.    Bibit-bibit tanaman padi yang akan disemai dicelupkan dalam herhisida.
6.    Setelah invasi S. innotata dilakukan penyemprotan insektisida yang mematikan telur dan larva.
7.    Crop rotation (pergiliran tanaman), setelah penanaman padi batang atau jeraminya harus dibenamkan kedalam tanah/lumpur.
8.    Menarik perhatian S. innotata menggunakan perangkap jebak berwarna atau lampu petromaks.   Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
·      Ketika terlihat banyak kupu-kupu yang bertebaran disawah, siapkan petromaks.
·      Siapkan pula nampan seng sebagai tempat petromaks.
·      Cari oli bekas, yang baru beli juga boleh. Nggak tergantung merk.
·      Nyalakan lampu petromax. Harus malam hari. Tidak bisa siang hari.
·      Letakkan lampu diatas nampan yang telah diberi oli bekas.
·      Kupu-kupu sundep yang cuma muncul dimalam hari akan tertarik pada cahaya lampu, dan akan menempel pada lapisan oli di nampan seng. 
Writed by:


Monday, June 3, 2013

HAMA PENGGEREK BATANG



Hama Penggerek batang padi merupakan hama penting tanaman padi karena jika menyerang fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah anakan dan jika menyerang fase generatif hama ini secara nyata merusak malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen. Kenapa disebut penggerek? Karena sifat dari hama ini yaitu merusak bagian tanaman padi dengan cara melubangi dengan menggunakan bagian tubuhnya.

Terdapat empat spesies hama penggerek batang padi yaitu:
1. Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
2. Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)
3. Penggerek batang padi bergaris (Chilo supressalis)
4. Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens)

Imago aktif pada malam hari dan terbang kesawah untuk meletakkan telur. Pada siang hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi dibalik daun padi atau gulma disekitar tanaman. Penggerek batang padi mampu terbang sejauh 2 km. Imago sangat tertarik pada cahaya dan mudah tertangkap oleh lampu perangkap saat malam gelap. Betinanya mampu bertelur hingga 200-300 butir dalam masa hidupnya selama 4 hari.

Telur diletakkan berkelompok, terdiri dari 5-200 butir per kelompok pada daun atau seludang daun. Bentuk telur, kelompok telur, dan tempat meletakkan telur bervariasi sesuai dengan spesiesnya.
Larva yang baru ditetaskan sering menggantungkan tubuhnya pada daun padi dengan benang sutera dan bila tertiup angin akan berpindah ke tanaman lainnya. Mereka kadang-kadang juga membuat tabung dari potongan daun, lalu menjatuhkan diri ke air dan berenang ke tanaman lain. Larva muda memakan daun atau seludang daun. Larva-larva instar selanjutnya masuk keseludang daun dan makan diantara seludang daun dan tangkai malai beberapa hari sebelum masuk kedalam batang. Larva yang lebih tua masuk kedalam batang dan makan pada bagian dalam batang di dekat pangkalnya. Larva instar terakhir didalam batang dapat bergerak turun kebawah permukaan tanah untuk berdiapose kalau keadaan tidak menguntungkan.

Pupa terbentuk didalam batang beberapa centimeter dibawah permukaan tanah. Imago keluar dari pupa dan merangkak keluar dari lobang keluar yang telah dibuat sebelumnya oleh larva sebelum menjadi pupa.
Kalau serangan terjadi pada vase vegetatif maka daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala ini biasa disebut sebagai SUNDEP. Kalau serangan terjadi pada fase generatif, maka malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva. Gejala serangan pada tahap ini disebut BELUK.

Di Indonesia Penggerek Batang Padi merupakan salah satu hama utama tanaman padi yang dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan hasil. Sampai saat ini di Indonesia telah dikenal enam jenis penggerek batang padi, yaitu:
1.                  Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Walker (Pyralidae)),
2.                  Penggerek batang padi putih (S. innotata Walker (Pyralidae)),
3.                  Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens Walker (Noctuidae),
4.                  Penggerek batang padi bergaris (Chilo suppressalis Walker (Pyralidae)),
5.                  Penggerek padi berkepala hitam (C. polychrysus Meyrick (Pyralidae)), dan
6.                  Penggerek padi berkilat (C. auricilius Dudgeon (Pyralidae)).

Penggerek S. incertulas merupakan jenis yang paling luas penyebarannya dan paling dominan di Jawa, Bali, Lampung dan kalimantan Selatan, kemudian diikuti oleh jenis S. inferens, C. suppressalis dan S. innotata.

Penggerek batang padi mempunyai daerah sebar yang luas. Penyebaran penggerek ini terutama di daerah tropika dengan aktivitas ngengat penggerek mencapai puncaknya pada suhu 21,6 - 30,6 OC, dengan kelembaban nisbi 82,7 % dan peletakkan telur mencapai maksimum pada hari-hari hujan dengan suhu tinggi.

Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang.

Writed by:

+