Monday, June 17, 2013

PENGEDALIAN HPT DAN GULMA KEDELAI



Pengerek Polong

Imago berwarna keabu-abuan dan mempunyai garis putih pada sayap depan. Telur di letakkan berkelompok pada bawah daun, bunga atau pada polong. Setelah 3-4 hari telur menetas menjadi larva. Larva berwarna putih kekuningan dan setelah instar 4 hari larva berwarna kemerah-merahan atau merah kebiruan. Lama stadia larva 13-18 hari. Pertmbuhan telur-imago berkisar 28-41 hari.

Larva merusak biji dengan mengerek kulit polong, kemudian masuk kedalam polong dan mengerek biji. Seekor larva dapat merusak beberapa polong dan biji. Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain secara kultur teknis dan pengendalian kimiawi. Apabila ditemukan 1ekor imago per 10 rumpun atau 2 ekor larva per rumpun maka dapat dilakukan penyemprotan dengan  JOSE 200 EC, SMACK DOWN 100 EC, SISTRIN 75 EC, SIDAMETHRIN 50 EC, SIDADOR 30 EC, METHRISIDA 100 EC dan SIDACIS 25 EC.


Ulat Grayak

Imago meletakan telur secara berkelompok. Telor ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna merah sawo. Lama stadia telur 3 hari. Larva yang baru keluar merusak daun secara berkelompok. Larva lebih aktif pada malam hari, dan bersembunyi didalam tanah pada siang hari. Lama stadia larva 15-30 hari. Pupa terbentuk didalam tanah. Lama stadia pupa 9 hari. Total siklus hidup ulat grayak adalah 32 hari.

Ulatgrayak dapat menyerang daun muda, daun tua dan juga polong yang masih hijau. Akibat serangan ulat grayak, daun-daun yang terserang menjadi putih, karena epidermisnya di makan, hanya tersisa tulang daunnya saja. Apabila ditemukan 2 ekor per rumpun atau 2 kelompok telur per 100 rumpun atau intensitas kerusakan 12,5% pada umur 20hst, maka dapat dilakukan aplikasi insektisida. Gunakan insektisida DONE 200 EC, COPA 100 EC, KOKAN 100 EC, LUZON 100 EC, YASITHRIN 30 EC, GLOBAL 55 EC, JIDOR 25 EC dan PERCIS 30 EC.

Lalat Kacang

Lalat Kacang merupakan OPT penting pada tanaman kedelai. Serangan lalat kacang terjadi sejak tanaman muncul sampai 2 minggu setelah tanam. Aakibat serangan, tanaman menjadi kerdil, layu, mengering dan akhirnya mati .Pada daerah endemis, perlu dilakukan perlakuan benih dengan menggunakan insektisida berbahan aktif MIPC seperti VENOP 60 WP atau SIDACIN 50 WP. Sebelum penanaman taburkan dahulu insektisida SIDAFUR 3G dilahan. Apabila telah ditemukan 2 ekor lalat per 30 rumpun atau > 2,5% tanaman terserang, maka gunakan insektisida SIDABAS 500 EC, SIDAZINON 500 EC, METHRISIDA 100 EC, SIDADOR 30 EC dan PERCIS 30 EC.

Ulat Jengkal


Kepik Polong


Kutu Kebul


Kepik Hijau


Karat Daun

Karat daun dapat menyebabkan kehilangan hasil 30-60%. Penularan  biasanya terjadi pada 40 HST yang dapat menyebabkan daun rontok. Penularan berat pada musim hujan, dapat menyebabkan polong hampa. Pengendalian dilakukan bila tanaman pada umur 40 dan 60 HST terdapat bercak coklat karat pada tahun. Gunakan fungisida SIDAZOL 250 EC dan SIDAZEP 80 WP untuk pengendalianya.

Upaya Peningkatan Hasil

Supaya pertubuhan tanaman lebih optimal, gunakan PETRHIKAPHOS untuk perlakuan benih sebelum tanam. Selain itu semprotkan pupuk pelengkap cair SUPERGREEN mulai awal tanam sampai tanaman berbunga. Interval penyemprotan 7-14 hari sesuai kebutuhan tanaman. Pupuk Pelengkap Cair SUPERGREEN dibuat sesuai standar SNI, mengandung unsur hara makro dan mikro yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Writed by: Bara Nur 

MACAM DAN WARNA BERAS



Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.

Beras putih, sesuai namanya, berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.

Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.

Writed by: Bara Nur

Friday, June 14, 2013

FORMULA MEDIA TANAM DALAM POT


Formula media tanam yang sudah banyak dipakai untuk media tanam dalam pot, antara lain: 
  1. Formula A: Campuran media tanam terdiri atas tanah, pupuk kandang, dan sekam atau bubuk gergaji dengan perbandingan 2:1:1. Media tanam seperti ini akan sangat mudah meresapkan air (porous), sehingga media lebih cepat kering. Media ini juga tidak tahan lama sehingga harus sering dilakukan penggantian media.
  2. Formula B: Campuran media tanam terdiri atas tanah, pupuk kandang, dan pasir dengan perbandingan 5:2:1. Menurut Fendy (1997), formulasi ini banyak dgunakan oleh para hobiis dan perusahaan pembibitan. Media ini cukup berat, gembur, dn tahan lama, serta tidak porous.
  3. Formula C: Campuran media tanam terdiri atas pupuk kandang, pasir, dan sekam atau bubuk gergaji dengan perbandingan 1:1:1. Menurut Setiyono staf peneliti Instalasi Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertanian (IPTP). Tlekung yang dikutip oleh Fendy (1997) dinyatakan bahwa media tanam ini merupakan media tanam yang terbaik, media tanam yang menggunakan campuran tanah lebih berat dan campuran tanah lebih memadat.
  4. Formula D: Campuran media tanam terdiri atas tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau dengan perbandingan 2:1:1.
  5. Formula E: Campuran media tanam terdiri atas tanah dari bawah pohon pinus, daun lamtoro yang telah difermentasi, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Fermentasi daun lamtoro dilakukan dengan cara, daun lamtoro diberi ragi tape dan dicampur kotoran burung sriti, lalu diperam dalam karung plastik selama 3-4 bulan. Selesai diperam, media tanam dikeluarkan dari karung, lalu dijemur.
  6. Formula F: Campuran media tanam terdiri atas tanah, pasir, kompos hutan, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1.
  7. Formula G: Campuran media tanam terdiri atas tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 5:1.

Media tanam yang telah jadi haru diberi insektisida dengan bahan aktif Karbofuran, seperti Sidafur 3G. Tujuannya untuk menyucihamakan (desinfektan) media tanam agar terbebas dari hama rayap, semut, dan cacing tanah. Selain itu pemberian kapur pertanian (dolomit) juga diperlukan, terutama untuk media tanam yang derajat keasaman tanah (pH tanah) tidak sesuai dengan tanaman yang akan di budidayakan.

Sumber: Cahyono, Ir.Bambang. 2009. Budidaya Buah Dalam Pot. CV.Sinar Cemerlang Abadi.
Writed & Edited by: Bara Nur

+