Friday, February 14, 2014

Hidroponik Sistem Wick

Pada dasarnya ada 6 jenis hidroponik sistem, termasuk Wick, Budaya Air, Ebb dan Aliran, tetes, Film Teknik Hara, dan aeroponik. Di antara berbagai jenis sistem hidroponik, cara bertanam hidroponik  sistem Wick adalah jenis yang paling sederhana. Cara bertanam hidroponik Wick sistem sebuah solusi pemberian nutrisi  lewat di media tumbuh melalui Sumbu yang digunakan sebagai reservoir. Sistem ini dapat menggunakan berbagai media tanam, misalnya Perlite, Vermiculite,  kerikil pasir, sekam bakar, dan serat/ serbuk kulit buah Kelapa. Cara bertanam hidroponik ini juga dikenal dengan sistem sumbu.
cara bertanam hidroponik
Cara betanama hidroponik sistem Wick

Mekanisme Pembuatan

Pada cara bertanam hidroponik sistem wick ini sumbu yang digunakan bisa dari sumbu kompor, kapas atau kain bekas. Akar tanaman tidak dicelupkan langsung ke dalam air, melainkan, mereka tumbuh dalam beberapa bahan penahan air seperti rockwool atau sabut kelapa. Cara bertanam hidroponik sistem ini adalah dengan menggunakan sumbu. Ujung sumbu ditempatkan dalam reservoir yang berisi larutan nutrisi. Ujung lain dari sumbu ditempatkan dalam media tanam, lebih dekat ke akar tanaman, untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar. Karena tanaman membutuhkan lebih banyak air dan nutrisi, maka disusun sumbu dan ke penahan air media tanam oleh tindakan kapiler. Dengan demikian tanaman mengambil  larutan nutrisi  dari ujung-ujung sumbu dan media tanam yang terlewati oleh sumbu menjadi lembab. 
Hidroponik Sistem Wick
Hidroponik Sistem Wick
Pada Hidroponik, ada kebutuhan besar untuk aerasi yang baik. Dalam sistem sumbu hidroponik udara tersedot oleh akar tanaman bersama dengan larutan nutrisi. Sebuah media tumbuh yang memadai juga membantu untuk memastikan bahwa tanaman menerima cukup udara. Dengan sistem hidroponik sumbu, sebagai reservoir akan habis, dapat diisi lagi dengan manual. Hal ini tidak perlu menggunakan pompa seperti yang dilakukan dalam  sistem hidroponik lainya.

Cara bertanam hidroponik sistem wick atau sumbu ini sangat mudah diterapkan terutama untuk Tanaman Hidroponik seperti kangkung, sawi, seledri, pakcoy dan lain-lain. 
Selamat mencoba!

Panca Usaha Tani

1. Penggunaan Benih/Bibit Unggul

Benih/Bibit unggul merupakan benih yang telah dipilih dan dipilah agar menghasilkan kwalitas yang baik dan tahan hama penyakit dan gangguan lainnya. Penggunaan bibit unggul merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi.

2. Pengolahan Tanah yang Baik

Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap. Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air dan udara, yang tidak kalah penting adalah pengolahan tanah yang bertujuan memperbaiki struktur tanah. Tanah yang gembur akibat pengolahan memiliki rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan air dan udara. Kondisi ini juga menguntungkan bagi mikroorganisme tanah yang berperan dalam proses dekomposisi mineral dan zat organik tanah.

3. Pemupukan yang Tepat

Pemupukan bertujuan untuk menggantikan hara yang hilang terbawa panen, volatilisasi (penguapan zat yang mudah menguap), pencucian, fiksasi, dan sebagainya. Perlunya rekomendasi teknologi spesifik mengenai pengggunaan Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik.

4. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi (biologi), dan kimiawi.

Pengendallian hama secara mekanis dilakukan dengan cara menangkap langsung hama yang ada. Pengendalian mekanis dilakukan bila populasi hama sedikit. Bila populasinya banyak, sebaiknya digunakan cara lain karena tidak efesien dalam hal waktu maupun tenaga kerja

Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik dan terjaga mengurangi kemungkinan hama yang menyerang. Pengendalian secara kimiawi pun dapat dijadikan pilihan bila cara lain tidak mungkin dilakukan atau tidak dapat mengatasi hama. Artinya, bisa sudah dilakukan cara mekanis atau sanitasi lingkungan tetap saja hama menyerang tanaman maka cara kimia pun digunakan. Di pasaran sudah banyak dijual berbagai merek dan jenis pestisida untuk mengatasi hama. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pestisida adalah dosis dan cara pemakaiannya. Bila dosis dan cara pemakainan salah, akan terjadi kerusakan pada komoditas pertanian maupun gangguan kesehatan manusia. Penggunaan pestisida relatif lebih praktis dan cepat cara kerjanya. Namun demikian, biaya yang diperlukan lebih besar dibandingkan cara mekanis maupun sanitasi lingkungan

5. Pengairan atau Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Rismunandar (1993) menjelaskan bahwa yang disebut irigasi merupakan usaha pengendalian, penyaluran dan pembagian air yang benar–benar diatur oleh manusia dan air benar–benar tunduk kepada manusia. Manfaat irigasi air tanah sebagai sumber air pertanian bagi petani pemakai air tanah, bagaimana mekanisme dan kontribusi pembayaran irigasi airtanah oleh petani pemakai airtanah.

Sumber :
Bara Nur

Monday, November 25, 2013

Bahan Aktif : Difenokonazol

Merk Produk yang menggunakan hanya bahan aktif Difenokonazol (bukan campuran), antara lain :
- Amcore 250 EC
- Booster 250 EC
- Coridor 250 EC
- Fenosida 255 EC
- Indokor 250 EC
- Score 250 EC
- Scropio 250 EC
- Sorento 250 EC
- Topcore 250 EC

Monday, June 17, 2013

PENGEDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN “CABAI”



Tungau (Polyphagotarsonemus latus)

Imago bertungkai 8, ukuran tubuh 0,25 mm, lunak, transparan, dan berwarna hijau kekuningan. Hama biasa nya bersembunyi di bawah daun. Hama menghisap cairan tanaman, menyebabkan kerusakan dan abnormal. Pada awal musim kemarau serangan biasanya bersamaan dengan thrips dan kutu daun. Apabila di temukan serangan tungau pada tanaman maka dapat di kendalikan Pestisida Akarisida YOSAN 575 EC.

Kutu Kebul (Bemisia tobaci)

Imago berukuran kecil, 1 mm berwarna putih dan sayapnya jernih di tutupi lapisan lilin yang bertepung. Serangga dewasa berkelompok  di bawah permukaan daun. Hama ini merupakan vector lebih dari. Gunakan insektisida TOP DOR 20 WP dan SIDAJOS 430 EC untuk mengendalikan Kutu Kebul. Penyemprotan insektisida di usahakan mengenai permukaan bawah daun, tempat kutu kebul bersembunyi.

PENGEDALIAN HPT DAN GULMA KEDELAI



Pengerek Polong

Imago berwarna keabu-abuan dan mempunyai garis putih pada sayap depan. Telur di letakkan berkelompok pada bawah daun, bunga atau pada polong. Setelah 3-4 hari telur menetas menjadi larva. Larva berwarna putih kekuningan dan setelah instar 4 hari larva berwarna kemerah-merahan atau merah kebiruan. Lama stadia larva 13-18 hari. Pertmbuhan telur-imago berkisar 28-41 hari.

Larva merusak biji dengan mengerek kulit polong, kemudian masuk kedalam polong dan mengerek biji. Seekor larva dapat merusak beberapa polong dan biji. Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain secara kultur teknis dan pengendalian kimiawi. Apabila ditemukan 1ekor imago per 10 rumpun atau 2 ekor larva per rumpun maka dapat dilakukan penyemprotan dengan  JOSE 200 EC, SMACK DOWN 100 EC, SISTRIN 75 EC, SIDAMETHRIN 50 EC, SIDADOR 30 EC, METHRISIDA 100 EC dan SIDACIS 25 EC.


Ulat Grayak

Imago meletakan telur secara berkelompok. Telor ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna merah sawo. Lama stadia telur 3 hari. Larva yang baru keluar merusak daun secara berkelompok. Larva lebih aktif pada malam hari, dan bersembunyi didalam tanah pada siang hari. Lama stadia larva 15-30 hari. Pupa terbentuk didalam tanah. Lama stadia pupa 9 hari. Total siklus hidup ulat grayak adalah 32 hari.

Ulatgrayak dapat menyerang daun muda, daun tua dan juga polong yang masih hijau. Akibat serangan ulat grayak, daun-daun yang terserang menjadi putih, karena epidermisnya di makan, hanya tersisa tulang daunnya saja. Apabila ditemukan 2 ekor per rumpun atau 2 kelompok telur per 100 rumpun atau intensitas kerusakan 12,5% pada umur 20hst, maka dapat dilakukan aplikasi insektisida. Gunakan insektisida DONE 200 EC, COPA 100 EC, KOKAN 100 EC, LUZON 100 EC, YASITHRIN 30 EC, GLOBAL 55 EC, JIDOR 25 EC dan PERCIS 30 EC.

Lalat Kacang

Lalat Kacang merupakan OPT penting pada tanaman kedelai. Serangan lalat kacang terjadi sejak tanaman muncul sampai 2 minggu setelah tanam. Aakibat serangan, tanaman menjadi kerdil, layu, mengering dan akhirnya mati .Pada daerah endemis, perlu dilakukan perlakuan benih dengan menggunakan insektisida berbahan aktif MIPC seperti VENOP 60 WP atau SIDACIN 50 WP. Sebelum penanaman taburkan dahulu insektisida SIDAFUR 3G dilahan. Apabila telah ditemukan 2 ekor lalat per 30 rumpun atau > 2,5% tanaman terserang, maka gunakan insektisida SIDABAS 500 EC, SIDAZINON 500 EC, METHRISIDA 100 EC, SIDADOR 30 EC dan PERCIS 30 EC.

Ulat Jengkal


Kepik Polong


Kutu Kebul


Kepik Hijau


Karat Daun

Karat daun dapat menyebabkan kehilangan hasil 30-60%. Penularan  biasanya terjadi pada 40 HST yang dapat menyebabkan daun rontok. Penularan berat pada musim hujan, dapat menyebabkan polong hampa. Pengendalian dilakukan bila tanaman pada umur 40 dan 60 HST terdapat bercak coklat karat pada tahun. Gunakan fungisida SIDAZOL 250 EC dan SIDAZEP 80 WP untuk pengendalianya.

Upaya Peningkatan Hasil

Supaya pertubuhan tanaman lebih optimal, gunakan PETRHIKAPHOS untuk perlakuan benih sebelum tanam. Selain itu semprotkan pupuk pelengkap cair SUPERGREEN mulai awal tanam sampai tanaman berbunga. Interval penyemprotan 7-14 hari sesuai kebutuhan tanaman. Pupuk Pelengkap Cair SUPERGREEN dibuat sesuai standar SNI, mengandung unsur hara makro dan mikro yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Writed by: Bara Nur 

+