Sunday, March 1, 2015

Bahan Aktif dan Golongan Pestisida



Bahan Aktif
Golongan
Jenis Pestisida
Fenpiroksimat
Pirazol
Akarisida
Propargit
Fenoksi
Akarisida
Spiromesifen
Ditiokarbamat
Akarisida
Tetradifon
Organoklor,
difenil
Akarisida



Abamektin
Amidin,
Avermectin
Insektisida
Akarisida
Amitraz
Amidin
Insektisida
Akarisida
Dikofol
Organoklor,
difenil
Insektisida
Akarisida
Fenpropatrin
Amidin,
piretroid
Insektisida
Akarisida
Karbosulfan
Karbamat,
organofosfat
Insektisida
Akarisida



Alfametrin (Alfasipermetrin)
Piretroid
Insektisida
Amorphous
Difenil
Insektisida
Asefat
Organofosfat
Insektisida
Asetamiprid
Piridin
Insektisida
Benfukarb
Karbamat
Insektisida
Bensultap
Tiofulfonat
Insektisida
Betasiflutrin
Piretroid
Insektisida
Betasipermetrin
Piretroid
Insektisida
Bifentrin
Piretroid
Insektisida
Bisultap
Neristoksin
Insektisida
BPMC (fenobukarb)
Karbamat
Insektisida
Buprofezin
Tiadiazin
Insektisida
Deltametrin
Piretroid
Insektisida
Diafentiuron
Tiourea
Insektisida
Diazinon
Organofosfat
Insektisida
Diflubenzuron
Urea
Insektisida
Diklorfos
Organofosfat
Insektisida
Dimehipo
Neristoksin
Insektisida
Dimetoat
Organofosfat
Insektisida
Dinotefuran
Tiosulfonat
Insektisida
Emamektin benzoat
Avermectin
Insektisida
Endosulfan
Organoklorin
Insektisida
Esfenfalerat
Piretroid
Insektisida
Etion
Organofosfat
Insektisida
Etiprol
Organofosfat
Insektisida
Etofenproks
Difenil
Insektisida
Fenfalerat
Piretroid
Insektisida
Fenitrotion
Organofosfat
Insektisida
Fention
Organofosfat
Insektisida
Fentoat
Organofosfat
Insektisida
Fipronil
Fenil-pirazol
Insektisida
Flufenoksuron
Urea
Insektisida
Formotion
Organofosfat
Insektisida
Gammasihalotrin
Piretroid,
trifenorometil
Insektisida
Heksaflumuron
Bensoyl,
urea
Insektisida
Heksitiazoks
Tiozolidin
Insektisida
Imidakloprid
Nitroimidazolidin,
neonikotinoid
Insektisida
Isoksation
Organofosfat,
azoksazol
Insektisida
Karbaril
Karbamat
Insektisida
Karbofuran
Karbamat
Insektisida
Kartophidrokloroda
Karbamat
Insektisida
Klofentezim
Tetrazin
Insektisida
Klorfenapil
Pirol
Insektisida

Klorfluazuron
Urea,
trifluorometil

Insektisida
Klorpirifos
Organofosfat,
piridin
Insektisida
Lamdasihalotrin
Piretroid
Insektisida
Lufenuron
Trifluorometil,
urea
Insektisida
Malation
Organifosfat
Insektisida
Merkaptodimetur
Karbamat
Insektisida
Metalkarb
Karbamat
Insektisida
Metidation
Orgabofosfat,
tiadiazol
Insektisida
Metipren
Juvenile,
homone,
mimic
Insektisida
Metoksifenoksida
Diazilhidrazin
Insektisida
Metomil
Karbamat
Insektisida
MIPC (isopokarb)
Karbamat
Insektisida
Monosultap
Neriktoksin
Insektisida
Novaluron
Benzoyl,
urea
Insektisida
Permetrin
Piretroid
Insektisida
Pimetrozin
Triazin
Insektisida
Piraklofos
Organofosfat
Insektisida
Piridaben
Phridazinon
Insektisida
Piridafention
Organofosfat
Insektisida
Pirimifos metil
Organofosfat,
pirimidin
Insektisida
Poksim
Organofosfat,
nitrila
Insektisida
Profenofos
Organofosfat
Insektisida
Propaksur
Karbamat
Insektisida
Protiofos
Organofosfat
Insektisida
Siflutrin
Piretroid
Insektisida
Sipermetrin
Piretroid
Insektisida
Siromazin
Triazin
Insektisida
Tetasipermetrin
Piretroid
Insektisida
Tiakloprid
Neonikotinoid
Insektisida
Tiametoksam
Triazol,
neonikotinoid
Insektisida
Tiodikarb
Karbamat
Insektisida
Triazofos
Organofosfat
Insektisida
Triflumuron
Benzoyl,
urea
Insektisida
Triklorfon
Organofosfat
Insektisida



Asam oksoklinik
Antibiotik
Bakterisida
Oksitetrasiklin
Antibiotik
Bakterisida
Streptomisin sulfat
Antibiotik
Bakterisida
Kasugamisin
Antibiotik
Fungisida
Bakterisida
Validamisin
Antibiotik
Fungisida
Bakterisida



Almunium fosetil
Organofosfat
Fungisida
Asam fosfit
-
Fungisida
Asam tolklofos
Pirimidin
Fungisida
Asibensolar-s-metil
Tiadiazol
Fungisida
Azakonazol
Triazol
Fungisida
Azoksistrobin
Pirimidin
Fungisida
Belerang
Anorganik
Fungisida
Benomil
Benzimidazol,
MBC
Fungisida
Bupirimat
Pirimidin
Fungisida
Difenokonazol
Azol
Fungisida
Dimetomorf
Morfolin
Fungisida
Dimikonazol
Triazol
Fungisida
Epoksikonazol
Diskarboksimid
Fungisida
Fenamidon
Ditiokarbamat,
organomangan,
organoseng
Fungisida
Fenarimol
Pirimidin
Fungisida
Fenbukonazol
Triazol
Fungisida
Flusilazol
Triazol,
organosilikon
Fungisida
Flutalonil
Anilida,
trifluorometil
Fungisida
Folpet
Ftalimid,
organoklor
Fungisida
Ftalida
Asam ftalat
Fungisida
Heksakonazol
Triazol
Fungisida
Iminoktadin
Diskarboksimid
Fungisida
Iprodion
Diskarboksimid
Fungisida
Iprovalikarb
Karbamat
Fungisida
Kaptan
Ftalimid
Fungisida
Karbendazim
Benzimidazol,
MBC
Fungisida
Klorotalonil
Kloronitile
Fungisida
Maneb
Ditiokarbamat,
organomangan
Fungisida
Mankozeb
Ditiokarbamat,
organomangan,
organomangan
Fungisida
Mefenoksam
Pirimidin
Fungisida
Metaflumizon


Metalaksil
Asilalanin
Fungisida
Metalaksil-M
Asilalanin
Fungisida
Metil tiofanat
Karbamat,
benzimidazol,
MBC
Fungisida
Metiram
Ditiokarbamat,
organoseng
Fungisida
Mikobutanil
Triazol
Fungisida
PCNB quintozin)
Quintizin
Fungisida
Prokimidon
Anilida,
diskarboksimid
Fungisida
Propamokarb hidroklorida
Karbamat
Fungisida
Propikonazol
Triazol
Fungisida
Propineb
Karbamat,
organoseng
Fungisida
Simoksanil
Urea
Fungisida
Siprokonazol
Triazol
Fungisida
Tebukonazol
Triazol
Fungisida
Tembaga
Anorganik
Fungisida
Tetrakonazol
Azol
Fungisida
Tiram
Ditiokarbamat,
organoseng
Fungisida
Triadimefon
Triazol
Fungisida
Triadimenol
Triazol
Fungisida
Tridemorf
Morfolin
Fungisida
Triflumizol
Trifluorometil,
imidazol
Fungisida
Zineb
Ditiokarbamat,
organoseng
Fungisida
Ziram
Ditiokarbamat,
organoseng
Fungisida
Zoxamide
Pirimidin
Fungisida



Formulasi Dan Cara Kerja Pestisida



Formulasi Pestisida
  
Pestisida Emulsifiable Concentrate (EC)
Dibentuk dengan mencampurkan bahan aktif pestisida yang hanya larut dalam minyak dengan penambahan emulsi. Dengan demikian bahan aktif yang hanya larut dalam minyak dapat larut dalam air dan membentuk cairan seperti susu. Formulasi ini sangat stabil sehingga tidak dibutuhkan pengadukan berulang-ulang.

Pestisida Salt Concentrate (SC)
Dibentuk dengan menggabungkan bahan aktif dari turunan (derifatif) garam dengan air. Bersifat cepat larut dan menyebar merata dalam air.

Pestisida Wettable Powder (WP)
Dibentuk dari bahan aktif dengan daya larut rendah dan mengandung bahan tambahan (filler). Bahan aktif direkatkan pada bahan tambahan dengan bahan perekat.


Pestisida Water Dispersable Granule (WDG)
Bentuk butiran halus, merupakan formulasi kering yang mudah dilarutkan dalam air. Tetapi formulasi ini dalam air agak kurang stabil sehingga mudah mengendap.


Pestisida Granule (G)
Berbentuk butiran padat dengan ukuran bervariasi sehingga formulasi ini mudah ditebarkan. Merupakan campuran antara bahan aktif dengan butiran yang mampu mengikat ion, seperti butiran liat atau vermikulit, atau dengan cara melapisi bahan aktif dengan polimer seperti kapsul.

Pestisida Ultra Low Volume (ULV)
Formulasi ini berbentuk cair dengan kandungan bahan aktif sangat tinggi. Dirancang untuk disemprotkan dengan alat khusus, yaitu ULV.

Cara Kerja Pestisida

Pestisida Racun Kontak
Pestisida jenis ini akan bekerja dengan baik jika terkena atau kontak langsung dengan OPT sasaran. Untuk jenis insektisida, penggunaan racun kontak sangat efektif untuk mengendalikan serangga yang menetap, seperti ulat, kutu daun, dan semut. Racun ini kurang bekerja baik terhadap serangga-serangga yang mempunyai mobilitas tinggi, seperti lalat, kutu kebul, dan belalang.

Pestisida Racun Pernapasan
Cara kerja racun pernapasan hanya ada pada insektisida dan akan bekerja jika terhisap melalui organ pernafasan. Waktu penyemprotan yang paling efektif adalah ketika hama sasaran sedang berada pada puncak aktifitasnya, sehingga dengan pernapasan yang semakin cepat maka semakin banyak pula racun yang dihisap.

Pestisida Racun Perut atau Racun Lambung
Racun dalam pestisida jenis ini akan bekerja jika bagian tanaman yang sudah disemprot termakan oleh hama/serangga sasaran. Beberapa rodentisida dan insektisida bekerja dengan cara ini.

Pestisida Racun Sistemik
Pestisida jenis ini akan bekerja jika racun yang disemprotkan ke bagian tanaman sudah terserap masuk ke dalam jaringan tanaman baik melalui akar maupun daun sehingga dapat membunuh OPT yang berada di dalam jaringan tanaman, seperti bakteri/fungi.

Pada insektisida sistemik, serangga akan mati kalau sudah memakan atau menghisap cairan tanaman yang sudah menyerap racun. Cairan atau bagian tanaman yang dimakan akan menjadi racun lambung bagi serangga.

Racun sistemik sangat cocok untuk mengendalikan serangga penghisap atau serangga yang sulit dikendalikan menggunakan racun kontak.

Herbisida PurnaTumbuh dan PraTumbuh
Pada herbisida purna tumbuh hanya akan bekerja pada bagian tanaman yang sudah memiliki organ sempurna, seperti akar, batang, dan daun. Sedangkan herbisida pra tumbuh akan mematikan biji gulma yang belum berkecambah.

Writed by Baranur

PENGGUNAKAN PESTISIDA SECARA EFEKTIF DENGAN MELIHAT KARAKTER PESTISIDA



Pestisida kimiawi hingga saat ini masih dianggap sebagai satu-satunya senjata pamungkas untuk menghadapi serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) karena kompleksnya permasalahan-permasalahan yang sering dijumpai di lapangan.

Para pemakai pestisida, sekalipun sudah sangat akrab dengan pestisida, bahkan tingkat ketergantungannya sangat tinggi, di lapangan masih banyak dijumpai kesalahan-kesalahan pemakaian pestisida. Karena pengetahuan mereka tentang pestisida masih sangat kurang.

Penggunaan pestisida harus seefisien dan seefektif mungkin, agar biaya dapat ditekan karena harganya sangat mahal. Penggunaan tidak tepat dapat berdampak negatif bagi manusia. Hal-hal yang berkaitan dengan efektifitas pemakaian pestisida diantaranya :

Pilih Jenis Pestisida Tepat Sasaran

Ketahuilah terlebih dahulu OPT yang sedang menyerang tanaman, karena jenis dan cara OPT merusak tanaman sangat menentukan jenis formulasi dan cara kerja pestisida yang sebaiknya dipilih. Disarankan menggunakan pestisida berspektrum sempit.

Kenali Bahan Aktif Pestisida

Pilihlah pestisida paling murah. Satu bahan aktif pestisida mempunyai merk dagang yang beraneka ragam dan harga yang berbeda-beda, padahal fungsinya sama. Kenali bahan aktif dan dosis pemakaian yang tertera pada kemasan.

Pencegahan Kekebalan

Penyemprotan pestisida harus dilakukan berseling baik bahan aktif maupun cara kerjanya, jangan menggunakan bahan aktif pestisida yang sama secara berturut-turut karena akan menimbulkan kekebalan pada OPT. Gantilah bahan aktif pestisida setiap kali penyemprotan pestisida.

Gunakan Dosis Yang Tepat
Dosis pemakaian pestisida dapat dilihat pada kemasan dari merk pestisida yang digunakan, gunakan dosis terendah terlebih dahulu kemudian tingkatkan sesuai dengan umur tanaman dan perkembangan di lapangan. Untuk menghemat biaya gunakan gelas ukur atau takaran yang tepat.

Jangan meningkatkan dosis yang lebih tinggi dari petunjuk di kemasan pestisida karena tidak akan meningkatkan efektifitas pengendalian tetapi justru dapat merusak dan meracuni tanaman, dan bahkan akan mempertinggi tingkat kekebalan OPT terhadap bahan aktif pestisida.

Waktu aplikasi pestisida yang tepat

Waktu yang baik untuk penyemprotan pestisida adalah pagi dan sore hari. Hindari sinar matahari terik dan cuaca mendung agar penyemprotan pestisida lebih efektif.


KARAKTERISTIK PESTISIDA


Efektifitas Pestisida

Merupakan daya bunuh pestisida terhadap OPT. Pestisida yang baik memiliki daya bunuh yang cukup untuk mengendalikan OPT dengan dosis yang rendah sehingga memperkecil dampat buruk terhadap lingkungan.

Selektifitas Pestisida

Merupakan kemampuan pestisida membunuh beberapa jenis organisme. Disarankan untuk menggunakan pestisida yang bersifat selektif atau berspektrum sempit. Dimana pestisida tersebut hanya membunuh OPT sasaran tanpa membahayakan organisme lain termasuk musuh alami OPT.

Fototoksisitas Pestisida

Merupakan suatu efek samping aplikasi pestisida yang dapat menimbulkan keracunan bagi tanaman yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal setelah aplikasi pestisida. Oleh karena itu tidak boleh menggunakan pestisida secara tidak terukur atau berlebihan.

Residu Pestisida

Adalah kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun setelah penyemprotan. Residu yang terlalu lama akan berbahaya bagi manusia dan lingkungan, sedangkan residu yang terlalu pendek akan mengurangi efektifitas pestisida dalam pengendalian OPT.

Persistensi Pestisida

Kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun di dalam tanah. Pestisida yang memiliki persistensi tinggi akan sangat berbahaya bagi lingkungan.

Resistensi Pestisida

Merupakan kekebalan OPT terhadap pestisida. Pestisida yang memiliki potensi resistensi tinggi sebaiknya tidak digunakan. Untuk mencegah resistensi pada hama/penyakit terhadap salah satu jenis pestisida, sebaiknya dilakukan penggantian bahan aktif setiap kali aplikasi pestisida.

LD 50 atau Lethal Dosage 50%

Besarnya dosis yang dapat mematikan 50% dari jumlah mamalia percobaan. Pestisida yang memiliki LD 50 tinggi berarti hanya dengan dosis yang sangat tinggi pestisida tersebut dapat mematikan mamalia. Dalam penerapan PHT disarankan untuk memilih pestisida dengan LD 50 yang tinggi.

Kompatibilitas Pestisida

Adalah kesesusaian antara satu jenis pestisida untuk dicampur dengan pestisida lain tanpa menimbulkan dampak negatif dari pencampuran itu.


Berikut ini cara memilih dua merk dagang pestisida berbahan aktif sama dengan dosis, Misal :

Pestisida A : Harga Rp. 200.000 dosis 2ml/lt kemasan 100ml
Pestisida B : Harga Rp. 230.000 dosis 1,5ml/lt kemasam 100ml

Cara memilih :
Harga pestisida A per ml adalah Rp. 2000
Harga pestisida B per ml adalah Rp. 2300

Kalau kita menggunakan sprayer berkapasitas 15 lt, berarti :
Pestisida A : 2ml x 15 x Rp. 2000 = Rp. 60.000
Pestisida B : 1,5ml x 15 x Rp. 2300 = Rp. 51.750

Jadi, dari melihat harga Pestisida B lebih murah daripada harga pestisida A karena dosisnya lebih rendah, meskipun sekilas tampak lebih mahal pestisida B (Rp. 230.000) daripada pestisida A (Rp. 200.000).

Akan tetapi, dari Karakter Pestisida, jenis Pestisida A Lebih Aman daripada Pestisida B. Karena level dosis antara pestisida A dengan pestisida B tidak jauh berbeda .

Writed by Baranur
Sumber:
Buku: Penanganan Produk Perlindungan Tanaman (PPT) Secara Benar
http://petunjukpraktisbudidaya.blogspot.com/2012/11/efektifitas-pemakaian-pestisida.html

+