Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah
dari sekam.
Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang
ditutupi) dan 'lemma'
(bagian yang menutupi). Pada
salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau
digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi
inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut
beras.
Beras umumnya
tumbuh sebagai tanaman tahunan. Tanaman padi dapat tumbuh
hingga setinggi 1 - 1,8 m. Daunnya panjang dan ramping dengan panjang 50 - 120
cm dan lebar 2 - 2,5 cm. Beras yang dapat dimakan berukuran panjang 5 - 12 mm
dan tebal 2 - 3 mm.
Beras dari padi
ketan disebut ketan.
Beras sendiri
secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari
- aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
- endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
- embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.
Kandungan Gizi Beras
Beras, putih, panjang, biasa
|
|
Nilai nurtrisi per 100 g
(3.5 oz)
|
|
1.527 kJ
(365 kcal)
|
|
79 g
|
|
- Gula
|
0.12 g
|
1.3 g
|
|
0.66 g
|
|
7.13 g
|
|
11.62 g
|
|
0.070 mg (5%)
|
|
0.049 mg (3%)
|
|
1.6 mg (11%)
|
|
Pantothenic acid (B5)
|
1.014 mg (20%)
|
0.164 mg (13%)
|
|
Folate (Vit. B9)
|
8 μg (2%)
|
28 mg (3%)
|
|
0.80 mg (6%)
|
|
25 mg (7%)
|
|
1.088 mg (54%)
|
|
115 mg (16%)
|
|
115 mg (2%)
|
|
1.09 mg (11%)
|
|
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk
dewasa.
Source: Sumberdata Nutrisi USDA |
Sebagaimana bulir serealia
lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%).
Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral,
dan air. Pati beras
tersusun dari dua polimer
karbohidrat: amilosa (pati dengan struktur
tidak bercabang) dan amilopektin (pati dengan struktur bercabang dan cenderung
bersifat lengket). Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan
warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak,
keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga
sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang
membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah
menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan
sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan,
termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur
dan param. Minuman yang
populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.
Dalam bidang industri pangan, beras diolah
menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki
kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul
(rice bran). Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan
sebutan tepung mata beras. Untuk kepentingan diet, beras dijadikan
sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten dalam
bentuk berondong.
Di antara berbagai jenis beras yang ada di
Indonesia, beras yang berwarna merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat
sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh
para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan
kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih,
kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi
hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah
justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein
(6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang
lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg). Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung,
dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan
berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung
berdebar, dan refleks berkurang.
Unsur gizi lain yang terdapat pada beras
merah adalah fosfor
(243 mg per 100 gr bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element)
yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator
dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik.
Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas
yang mampu mengoksidasi
asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga
merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena
kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk
mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Writed by: Bara Nur
No comments:
Post a Comment