Tuesday, June 4, 2013

HAMA SUNDEP DAN BELUK Oleh Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga innotata)



Hama endemis ini berkembang dari dari pantai hingga daerah pedalaman dengan ketinggian 200 meter diatas pemukaan laut dengan curah hujan (kurang dari 200 mm).

Tanda-tanda hama ini dimulai dengan melakukan invasi (terbangnya ribuan kupu-kupu keell berwarna putih pada sore dan malam hari) setelah 35 hari masa hujan. Kupu-kupu ini melakukan terbang sekitar dua minggu, menuju daerah-daerah persemaian tanamaan padi. Selanjutnya telur-telur (170-240 telur) diletakkan dibawah daun padi yang masih muda dan akan menetes menjadi ulat perusak tanaman padi setelah seminggu. Ulat S.Innotata selain mampu mewujudkan serangan hama sundep, mampu pula mewujudkan serangan hama beluk. Penyerangan ini dikenal dengan nama "Hama Sundep" dan "Hama Beluk",

Perbedaan Hama Sundep dan Hama Beluk.
Hama Sundep
Hama Beluk
Menyerang daun padi muda.  menguning dan mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau membentuk anak tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak terjadi.
Menyerang titik tumbuh tanaman padi yang sedang bunting sehingga buliran padi keluar, berguguran, gabah-gabah kosong dan berwarna keabu-ahuan.   
Sumber: Kartasapoetra (1993)

Selain itu gejala serangan Sundep terjadi pada fase vegetatif dimana daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala serangan Beluk terjadi pada fase generatif, hal ini bisa dilihat malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva.

Sejak tahun 1912, penggerek batang padi putih dinyatakan sebagai jenis hama padi yang paling merusak di Pulau Jawa. Selama periode 40 tahun (1900 - 1940) tercatat terjadi eksplosi penggerek padi putih sebanyak 9 kali, kemudian eksplosi yang cukup luas terjadi lagi pada tahun 1990 di Jawa Barat, yakni di kabupaten Indramayu, Subang dan Karawang.

Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang.

Untuk membasmi hama-hama ini ditempuh cara-cara sebagai berikut:
1.    Petani menyebarkan bibit-bibit tanaman padi di persemaian setelah tahu jadwal invasi serangan ulat-ulat ini diperkirakan telah selesai.
2.    Penanaman padi yang memiliki daya regenerasi yang tinggi.
3.    Menghancurkan telur-telur S. innotata yang teradapat dilingkungan persemaian dan membunuh larva-larva yang baru menetas.
4.    Melakukan tindakan preventif dengan penyemprotan persemaian menggunakan insektisida yang resistensi.
5.    Bibit-bibit tanaman padi yang akan disemai dicelupkan dalam herhisida.
6.    Setelah invasi S. innotata dilakukan penyemprotan insektisida yang mematikan telur dan larva.
7.    Crop rotation (pergiliran tanaman), setelah penanaman padi batang atau jeraminya harus dibenamkan kedalam tanah/lumpur.
8.    Menarik perhatian S. innotata menggunakan perangkap jebak berwarna atau lampu petromaks.   Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
·      Ketika terlihat banyak kupu-kupu yang bertebaran disawah, siapkan petromaks.
·      Siapkan pula nampan seng sebagai tempat petromaks.
·      Cari oli bekas, yang baru beli juga boleh. Nggak tergantung merk.
·      Nyalakan lampu petromax. Harus malam hari. Tidak bisa siang hari.
·      Letakkan lampu diatas nampan yang telah diberi oli bekas.
·      Kupu-kupu sundep yang cuma muncul dimalam hari akan tertarik pada cahaya lampu, dan akan menempel pada lapisan oli di nampan seng. 
Writed by:


Monday, June 3, 2013

HAMA PENGGEREK BATANG



Hama Penggerek batang padi merupakan hama penting tanaman padi karena jika menyerang fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah anakan dan jika menyerang fase generatif hama ini secara nyata merusak malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen. Kenapa disebut penggerek? Karena sifat dari hama ini yaitu merusak bagian tanaman padi dengan cara melubangi dengan menggunakan bagian tubuhnya.

Terdapat empat spesies hama penggerek batang padi yaitu:
1. Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
2. Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)
3. Penggerek batang padi bergaris (Chilo supressalis)
4. Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens)

Imago aktif pada malam hari dan terbang kesawah untuk meletakkan telur. Pada siang hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi dibalik daun padi atau gulma disekitar tanaman. Penggerek batang padi mampu terbang sejauh 2 km. Imago sangat tertarik pada cahaya dan mudah tertangkap oleh lampu perangkap saat malam gelap. Betinanya mampu bertelur hingga 200-300 butir dalam masa hidupnya selama 4 hari.

Telur diletakkan berkelompok, terdiri dari 5-200 butir per kelompok pada daun atau seludang daun. Bentuk telur, kelompok telur, dan tempat meletakkan telur bervariasi sesuai dengan spesiesnya.
Larva yang baru ditetaskan sering menggantungkan tubuhnya pada daun padi dengan benang sutera dan bila tertiup angin akan berpindah ke tanaman lainnya. Mereka kadang-kadang juga membuat tabung dari potongan daun, lalu menjatuhkan diri ke air dan berenang ke tanaman lain. Larva muda memakan daun atau seludang daun. Larva-larva instar selanjutnya masuk keseludang daun dan makan diantara seludang daun dan tangkai malai beberapa hari sebelum masuk kedalam batang. Larva yang lebih tua masuk kedalam batang dan makan pada bagian dalam batang di dekat pangkalnya. Larva instar terakhir didalam batang dapat bergerak turun kebawah permukaan tanah untuk berdiapose kalau keadaan tidak menguntungkan.

Pupa terbentuk didalam batang beberapa centimeter dibawah permukaan tanah. Imago keluar dari pupa dan merangkak keluar dari lobang keluar yang telah dibuat sebelumnya oleh larva sebelum menjadi pupa.
Kalau serangan terjadi pada vase vegetatif maka daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala ini biasa disebut sebagai SUNDEP. Kalau serangan terjadi pada fase generatif, maka malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva. Gejala serangan pada tahap ini disebut BELUK.

Di Indonesia Penggerek Batang Padi merupakan salah satu hama utama tanaman padi yang dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan hasil. Sampai saat ini di Indonesia telah dikenal enam jenis penggerek batang padi, yaitu:
1.                  Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Walker (Pyralidae)),
2.                  Penggerek batang padi putih (S. innotata Walker (Pyralidae)),
3.                  Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens Walker (Noctuidae),
4.                  Penggerek batang padi bergaris (Chilo suppressalis Walker (Pyralidae)),
5.                  Penggerek padi berkepala hitam (C. polychrysus Meyrick (Pyralidae)), dan
6.                  Penggerek padi berkilat (C. auricilius Dudgeon (Pyralidae)).

Penggerek S. incertulas merupakan jenis yang paling luas penyebarannya dan paling dominan di Jawa, Bali, Lampung dan kalimantan Selatan, kemudian diikuti oleh jenis S. inferens, C. suppressalis dan S. innotata.

Penggerek batang padi mempunyai daerah sebar yang luas. Penyebaran penggerek ini terutama di daerah tropika dengan aktivitas ngengat penggerek mencapai puncaknya pada suhu 21,6 - 30,6 OC, dengan kelembaban nisbi 82,7 % dan peletakkan telur mencapai maksimum pada hari-hari hujan dengan suhu tinggi.

Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang.

Writed by:

HAMA TANAMAN PADI



Hama dan penyakit pada tanaman padi sangat beragam, disamping faktor lingkungan (curah hujan. suhu dan musim) yang sangat mempengaruhi terhadap produksi padi. Sebagai praktisi di hidang hama dan penyakit tanaman. kita dapat memainkan peran dengan memberikan gambaran dan penyuluhan tentang hama-hama pada tanaman padi.

Hama-hama tanaman padi menurut Kartasapoetra (1993) terdiri dari :

1. Hama Sundep (Scirpophaga innotata)
Hama endemis ini berkembang dari dari pantai hingga daerah pedalaman dengan ketinggian 200 meter diatas pemukaan laut dengan curah hujan (kurang dari 200 mm) .

2. Ulat Penggerek (Scahunobius bipunctifer)
Gangguan dan kerusakan pada tanaman padi di daerah pegunungan, daya pengrusakannya tertuju pada bagian-bagian pucuk tanamaan sehingga mematikan tanaman padi.


3. Hama Putih (Nymphula depunctalis)
Menyerang dan bergelantungan pada daun padi sehingga berwarna keputih-putihan, bersifat semi aquatil (menggantungkan hidup pada air untuk bernafas).

4. Hama Wereng Coklat (Nilapervata Lugens)
Hama ini selalu menghisap cairan dan air dari batang padi muda atau bulir-bulir buah muda yang lunak, dapat meloncat tinggi dan tdak terarah, berwarna coklat, berukuran 3-5 mm, habitat ditempat lembab, gelap dan teduh.

5. Wereng Hijau (Nephotettix apicalis)
Merusak kelopak-kelopak dan urat-urat daun padi dengan alat penghisap pada moncong yang kuat.

6. Walang Sangit (Leptocorixa acuta)
Binatang ini berbau, hidup bersembunyi direrumputan, tuton, paspalum, alang-alang sehingga berinvasi pada tanaman padi muda ketika bunting, berhunga atau berbuah.

7. Lembing Hijau (Nezara viridula)
Berkembang pada iklim tropis, hidupnya berkoloni, betina berukuran kecil (16 mm) dengan 1100 telur selama hidupnya, lama penetasan 6-8 minggu, jantan berumur 6 bulan.

8. Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
Berkembang di daerah persawahan RRC, India dan Asia Tenggara. Menyerang tanaman padi yang penanamannya terlambat. Menempatkan telur-telumya pada kelopak daun padi, larva-larva bergerak menuju dan memasuki batang-batang padi, daun-daun membantuk kelongsong sehingga padi mati.

Sumber:
http://baranur-agriscience.blogspot.com/2013/06/hama-tanaman-padi.html

+