Saturday, March 5, 2022

PT Kalatham Corporation

 

PT Kalatham Corporation didirikan pada tahun 1969 oleh Almarhum Bapak Samatha Widradjita Kalaha.

PT Kalatham telah sangat dikenal sebagai perusahaan yang menyediakan pupuk dan pestisida berkualitas tinggi. Untuk menjaga kualitas produk kami, kami memiliki laboratorium sendiri. Produk kami didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Visi PT Kalatham adalah menjadi perusahaan kelas dunia dan melakukan ekspansi ke negara-negara ASEAN lainnya dan Australia. Misi kami adalah untuk memberikan layanan bernilai tambah kepada pelanggan kami, untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan, dan untuk memastikan profesionalisme.


Produk

Pupuk (Fertilizer)

Gandasil D (NPK: 20-15-15)

Gandasil B (NPK: 6-20-30)

Gandapan Sublima (PK: 15-40)

Gandapan Reginae (NPK: 6-50-11)

Microfid Zn (Zn - B : 10,3 – 1,4)

Osmocote 6 (NPK: 6-13-25)

Mastofol Tristar

Dekamon 22.43 L (ZPT)

Dekorgan Plus


Pestisida (Pesticides)

Dekapirim 400 SC

Dektin 30WG

Masalgin 500 WP

Velimek 52,5 WG


Kontak

PT. Kalatham Corporation

Jl. Raden Saleh I No.15-B, RT.2/RW.2,Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430


Phone: (+62) 31922187

kalatham.corporation@kalahagroup.com

https://kalahagroup.com/

https://web.facebook.com/DewiKayanganAPM/



Wednesday, February 15, 2017

Thursday, February 9, 2017

Budidaya Tanaman Buah Nangka


Tanaman nangka merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Budidaya tanaman nangka di pekarangan atau kebun dapat memproduksi buah dalam jumlah banyak. Untuk mencapai hasil yang maksimal harus di perhatikan secara cermat teknik-teknik budidaya dari pemilihan dan pengolahan lahan sampai perawatan tanaman.

1. Penyiapan Lahan

2. Penanaman

3. Pemeliharaan tanaman

Buah merupakan produk utama dari tanaman nangka. Oleh karena itu, buah nangka harus di lindungi dari serangan hama dengan melakukan pembungkusan atau pemberonsongan. Selain untuk mencegah serangan hama, pembungkusan ini juga bertujan agar diperoleh buah yang tampak bagus, mulus, dan cerah, serta moempercepat pertumbuhan. Waktu pembungkusan harus seawal mungkin yaitu 60 hari setelah pembungaan. Bahan bahan yang dapat di gunakan untuk membungkus buah nangka antara lain plastik, karung goni, kantung semen, anyaman daun kelapa, dan sebagainya. Ukuran pembungkus buah jangan terlalu ngepas karena akan mengganggu pertumbuhan buah. Pembungkusan buah dilakukan secara hati hati jangan sampai melukai buah.

Selain ditanam di pekarangan atau kebun, tanaman nangka juga dapat di tanam di pot. Cara budidaya nangka dalam pot ini sangat menguntungkan karena tidak memerlukan lahan yang luas.

Semoga bermanfaat

info lebih lanjut
link terkait http://budidayateknikteknologipertanian.blogspot.co.id/2016/11/budidaya-tanaman-buahnangka.html

Wednesday, February 8, 2017

Pengertian Pupuk

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku  atau unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan dan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) membantu kelancaran proses metabolisme.

Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.

info lebih lanjut
lihat link terkait
http://budidayateknikteknologipertanian.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-pupuk-dan-macam-macam-pupuk.html
http://budidayateknikteknologipertanian.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-dan-sumber-pupuk-organik.html

Wednesday, October 26, 2016

Konversi


Panjang

1 inci = 2,54 cm
1 foot (ft) = 30,48 cm
1 yard (yd) = 0,914 m
1 mile = 1,609 km
1 rod = 5,029 m
1 cord = 3,625 m
1 liquid quart = 0,946 liter
1 Angstrom unit (A) = 10^-4    , 10^-8 cm
1 micron = 10^4, 10^-4 cm
1 derajat lintang (  lat) = 111,137 km

Sumber:
Ashari, Sumeru. Hortikultura aspek budidaya. UI-Press. 1995.

Sunday, March 1, 2015

Pengertian Gabah dan Konversinya



Gabah adalah bulir padi. Biasanya mengacu pada bulir padi yang telah dipisahkan dari tangkainya (jerami). Asal kata "gabah" dari bahasa Jawa gabah.

Dalam perdagangan komoditas, gabah merupakan tahap yang penting dalam pengolahan padi sebelum dikonsumsi karena perdagangan padi dalam partai besar dilakukan dalam bentuk gabah.

Terdapat definisi teknis perdagangan untuk gabah, yaitu hasil tanaman padi yang telah dipisahkan dari tangkainya dengan cara perontokan.

Anatomi gabah
Secara anatomi biologi, gabah merupakan buah padi, sekaligus biji. Buah padi bertipe bulir atau caryopsis, sehingga pembedaan bagian buah dan biji sukar dilakukan.

Konversi Gabah
Salah satu informasi yang sangat penting sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait komoditas padi/beras adalah data produksi, yang merupakan hasil perkalian antara luas panen dan produkstivitas.

Selama ini produktivitas yang diperoleh dari hasil survei ubinan adalah dalam kualitas gabah kering panen (GKP). Sementara data produksi yang dipublikasikan BPS adalah dalam kualitas gabah kering giling (GKG) dan data yang diperlukan Pemerintah dalam perumusan kebijakan pangan adalah dalam bentuk beras.

Penghitungan produksi padi/beras dari GKP ke GKG dan dari GKG ke beras dilakukan dengan menggunakan angka konversi GKP ke GKG dan konversi GKG ke beras. Karena padi/gabah/beras merupakan komoditas vital bagi Indonesia, Pemerintah memberlakukan regulasi harga dalam perdagangan gabah. Muncullah istilah-istilah khusus yang mengacu pada kualitas gabah sebagai referensi penentuan harga:

Ø Gabah Kering Panen (GKP) :
ü  mengandung kadar air lebih besar dari 18% tetapi lebih kecil atau sama dengan 25% (18%<KA<25%),
ü  hampa/kotoran lebih besar dari 6% tetapi lebih kecil atau sama dengan 10% (6%<HK<10%),
ü  butir hijau/mengapur lebih besar dari 7% tetapi lebih kecil atau sama dengan 10% (7%<HKp<10%),
ü  butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.
Ø Gabah Kering Simpan (GKS) :
ü  mengandung kadar air lebih besar dari 14% tetapi lebih kecil atau sama dengan 18% (14%<KA<18%),
ü  kotoran/hampa lebih besar dari 3% tetapi lebih kecil atau sama dengan 6% (3%<HK<6%),
ü  butir hijau/mengapur lebih besar dari 5% tetapi lebih kecil atau sama dengan 7% (5%<HKp<7%),
ü  butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.
Ø Gabah Kering Giling (GKG) :
ü  mengandung kadar air maksimal 14%, kotoran/hampa maksimal 3%,
ü  butir hijau/mengapur maksimal 5%,
ü  butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.

Writed by Baranur

Sumber:

Aplikasi Pestisida dan Perjalanan Pestisida Setelah Penyemprotan



Petunjuk Pencampuran Pestisida

Ø Jangan mencampur pestisida di tempat tertutup, lakukan pencampuran di tempat terbuka.
Ø Jangan menyimpan campuran pestisida, pencampuran pestisida dengan air hanya dilakukan saat penyemprotan.
Ø Gunakan air bersih dan tidak mengandung kotoran yang dapat menyumbat nozel.
Ø Masukkan air terlebih dahulu ke dalam tangki, baru pestisida dimasukkan dan diaduk.
Ø Jangan menggunakan pestisida yang terlalu lama disimpan dan sudah mengalami perubahan fisik, seperti terbentuknya garam di sekitar tutup botol atau terjadi perubahan warna.
Ø Jangan melakukan pencampuran pestisida yang satu dengan yang lain jika belum yakin bahwa kedua jenis pestisida tersebut dapat dicampur. Lakukan pengetesan, jika setelah pencampuran dua jenis pestisida terbentuk endapan, atau terbentuk lapisan yang tidak menyatu, seperti minyak dengan air, atau seperti santan pecah, maka kedua jenis pestisida tersebut tidak kompatible untuk dicampur.
Ø Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih yang mempunyai cara kerja sama, sebagai contoh: Racun pernafasan dengan racun pernafasan, kontak dengan kontak atau sistemik dengan sistemik.
Ø Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih dalam satu golongan, sebagai contoh: piretroid dengan piretroid atau karbamat dengan karbamat.
Ø Buatlah campuran pestisida sesuai perhitungan luas areal yang akan disemprot.
Ø Jangan meningkatkan dosis atau konsentrasi lebih tinggi dari kisaran yang tertera pada label. Jika pada dosis atau konsentrasi tertinggi sesuai yang tercantum pada kemasan suatu pestisida tidak lagi efektif mengendalikan OPT sasaran, maka disarankan untuk mengganti dengan bahan aktif yang berbeda.

Penggunaan Surfaktan atau Lem

Penggunaan surfaktan sangat diperlukan dalam aplikasi pestisida. Permukaan daun yang memiliki lapisan lilin atau bulu-bulu halus menyebabkan kabut semprot tidak dapat melapisi secara sempurna. Oleh karena itu pemakaian surfaktan sangat disarankan pada budidaya yang berorientasi keuntungan. Surfaktan berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan air, sehingga kabut semprot yang jatuh di atas permukaan daun tidak membentuk butiran, tetapi menyebar ke seluruh permukaan daun. Selain itu surfaktan juga berfungsi sebagai perekat.

Perjalanan Pestisida

Setelah melakukan penyemprotan, maka pestisida akan terkena pengaruh lingkungan. Dengan mengetahui pengaruh yang akan terjadi setelah pestisida disemprotkan, maka akan sangat membantu untuk membuat program penyemprotan sehingga pemakaian pestisida bisa mengikuti prinsip 5 tepat.

Setelah penyemprotan, kemungkinan pertama yang akan terjadi adalah tiupan angin terhadap kabut semprot, sehingga pestisida akan jatuh di tempat yang tidak diharapkan. Walaupun kabut semprot dapat mengenai sasaran, tetapi sebarannya sudah tidak merata, atau terlalu banyak kabut semprot yang terbuang, sehingga terjadi pemborosan pestisida. Kalau hal ini terjadi pada herbisida, maka tanaman utama akan beresiko terkena kabut semprot. Oleh karena itu disarankan penyemprotan tidak dilakukan saat angin bertiup kencang. Kemungkinan lain yang akan terjadi adalah :

Run off, sebagian kabut semprot yang membasahi daun akan mengalir dan jatuh ke tanah, tetesan pestisida yang jatuh ke tanah ini berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.

Penguapan, sebaiknya penyemprotan tidak dilakukan saat matahari terik.

Fotodekomposisi, penguraian pestisida menjadi bentuk yang tidak aktif karena pengaruh cahaya, sehingga efektifitas pestisida berkurang.

Penyerapan oleh partikel tanah, menyebabkan tertimbunnya sisa pestisida di dalam tanah sehingga menyebabkan pencemaran tanah. Selain itu penyerapan oleh tanah juga akan menurunkan efektifitas pestisida yang memang ditujukan untuk mengendalikan OPT yang terdapat di dalam tanah.

Pencucian pestisida oleh air hujan dan terbawa ke dalam lapisan tanah bagian bawah sehingga mencemari sumber air tanah.

Reaksi kimia, yaitu perubahan molekul pestisida menjadi bentuk yang tidak aktif atau tidak beracun.

Perombakan oleh mikroorganisme, bahan pembentuk pestisida setelah jatuh ke tanah akan menjadi bagian tubuh mikroorganisme.

Writed by Baranur

+