Showing posts with label Tanaman Pangan. Show all posts
Showing posts with label Tanaman Pangan. Show all posts

Tuesday, April 30, 2024

Budidaya Padi

Padi 
Oryza sativa 

Deskripsi 

Padi (Latin: Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM 

Penyakit Pada Tanaman Padi

1. Blas Padi (Pyricularia oryzae)
Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea. Awalnya penyakit ini berkembang di pertanaman padi gogo, tetapi akhir-akhir ini sudah menyebar di lahan sawah irigasi. Di sentra-sentra produksi padi Jawa Barat seperti di Karawang, Subang, dan Indramayu, Jawa Tengah di Pemalang, Pati, Sragen, dan Banyumas, Jawa Timur di Lamongan, Jombang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumgjang, penyakit blas banyak ditemukan berkembang di pertanaman padi sawah.

2. Hawar Bakteri Padi (Xanihomonas oryzae pv. oryzae)
Penyakit hawar daun bakteri atau kresek disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae Xool.Gejala diawali dengan timbulnya bercak abu abu (kekuningan) umumnya pada tepi daun. Dalam perkembangannya, gejala akan meluas, membentuk hawar memanjang (blight), dan akhirnya daun mengering . Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. 

3. Hawar Pelepah Padi (Rhizoctonia Solani)

Sarocladium oryzae merupakan patogen penyebab penyakit busuk pelepah pada tanaman padi. Infeksi patogen ini dapat mengakibatkan kehilangan hasil tanaman padi sampai di atas 80%. Jamur S. oryzae menginfeksi daun bendera yang terdapat malai di dalamnya sehingga infeksi penyakit ini dapai menghambat pembentukan malai. 

4. Busuk Batang pada Padi (Sclerotium oryzae)
Penyakit busuk batang pada tanaman padi adalah salahsatu penyakit dari tanaman padi yang menyerang atau menginfeksi bagian batang tanaman. penyakit ini menyebabkan terjadinya kebusukan pada batang sehingga batang tanaman padi mudah roboh atau rebah walau tidak terkena hujan atau angi kencang sebelumnya. 

Menyerang pada tanaman padi dalam dua fase, yakni pada fase vegetatif disaat tanaman sedang dalam pertumbuhan anakan dan difase generatif pada saat pengisian bulir, hal ini dapat menyebabkan kehilangan hasil bisa mencapai 80%.

5. Bercak Daun Cokelat Sempit (Cercospora sp.)
Penyakit bercak daun cercospora atau bercak coklat sempit (narrow brown leaf spot) menyerang tanaman padi terutama pada bagian daun menyebabkan fungsi fotosintesis terganggu. Apabila serangan terjadi pada fase generatif menyebabkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna atau hampa sehingga bobot gabah dan kualitas gabah menjadi rendah. 

Gejala Penyakit 
Pada daun terdapat bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun. Banyaknya bercak makin meningkat pada waktu tanaman membentuk anakan. Pada serangan yang berat bercak-bercak terdapat pada upih daun, batang, dan bunga. Penyakit disebabkan oleh jamur Cercospora janseane (Racib) 

Sunday, March 1, 2015

Pengertian Gabah dan Konversinya



Gabah adalah bulir padi. Biasanya mengacu pada bulir padi yang telah dipisahkan dari tangkainya (jerami). Asal kata "gabah" dari bahasa Jawa gabah.

Dalam perdagangan komoditas, gabah merupakan tahap yang penting dalam pengolahan padi sebelum dikonsumsi karena perdagangan padi dalam partai besar dilakukan dalam bentuk gabah.

Terdapat definisi teknis perdagangan untuk gabah, yaitu hasil tanaman padi yang telah dipisahkan dari tangkainya dengan cara perontokan.

Anatomi gabah
Secara anatomi biologi, gabah merupakan buah padi, sekaligus biji. Buah padi bertipe bulir atau caryopsis, sehingga pembedaan bagian buah dan biji sukar dilakukan.

Konversi Gabah
Salah satu informasi yang sangat penting sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait komoditas padi/beras adalah data produksi, yang merupakan hasil perkalian antara luas panen dan produkstivitas.

Selama ini produktivitas yang diperoleh dari hasil survei ubinan adalah dalam kualitas gabah kering panen (GKP). Sementara data produksi yang dipublikasikan BPS adalah dalam kualitas gabah kering giling (GKG) dan data yang diperlukan Pemerintah dalam perumusan kebijakan pangan adalah dalam bentuk beras.

Penghitungan produksi padi/beras dari GKP ke GKG dan dari GKG ke beras dilakukan dengan menggunakan angka konversi GKP ke GKG dan konversi GKG ke beras. Karena padi/gabah/beras merupakan komoditas vital bagi Indonesia, Pemerintah memberlakukan regulasi harga dalam perdagangan gabah. Muncullah istilah-istilah khusus yang mengacu pada kualitas gabah sebagai referensi penentuan harga:

Ø Gabah Kering Panen (GKP) :
ü  mengandung kadar air lebih besar dari 18% tetapi lebih kecil atau sama dengan 25% (18%<KA<25%),
ü  hampa/kotoran lebih besar dari 6% tetapi lebih kecil atau sama dengan 10% (6%<HK<10%),
ü  butir hijau/mengapur lebih besar dari 7% tetapi lebih kecil atau sama dengan 10% (7%<HKp<10%),
ü  butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.
Ø Gabah Kering Simpan (GKS) :
ü  mengandung kadar air lebih besar dari 14% tetapi lebih kecil atau sama dengan 18% (14%<KA<18%),
ü  kotoran/hampa lebih besar dari 3% tetapi lebih kecil atau sama dengan 6% (3%<HK<6%),
ü  butir hijau/mengapur lebih besar dari 5% tetapi lebih kecil atau sama dengan 7% (5%<HKp<7%),
ü  butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.
Ø Gabah Kering Giling (GKG) :
ü  mengandung kadar air maksimal 14%, kotoran/hampa maksimal 3%,
ü  butir hijau/mengapur maksimal 5%,
ü  butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.

Writed by Baranur

Sumber:

Saturday, June 1, 2013

VARIETAS PADI (Lanjutan 2)



Varietas tanaman padi yang dikembangkan dan telah di lepas oleh “DEPTAN” atau (sekarang menjadi) “Kementrian Pertanian” didasarkan pada tipe keunggulan padi. Ada beberapa tipe pada varietas padi unggul yaitu :
  1. Varietas unggul produktivitas tinggi
  2. Varietas unggul hasil stabil
  3. Varietas unggul mutu cita rasa
  4. Varietas unggul mutu gizi
  5. Varietas unggul sawah dataran tinggi
  6. Varietas umur genjah.

1. UNGGUL  PRODUKTIVITAS  TINGGI
·       Padi Hibrida Maro,  Rokan,  Hipa -4,  Hipa-5,  Hipa-6
Keunggulannya : mampu berproduksi 7-12 ton/ha,  tahan terhadap wereng coklat,  tahan terhadap hawar daun bakteri.
·       Gilingsing,  Cimelati,  Ciapus,  Fatmawati
Keunggulannya : Mampu berproduksi 10-15 ton/ha,  jumlah anakkan 6-12 anakkan tetapi semua terisi, batang kokoh, daun tegak dan tebal,  jumlah gabah >250 butir per malai,  Rasio gabah / jerami > 0,5 sehingga efisien dalam penggunaan hama.

2. UNGGUL  HASIL  STABIL
·       Memberamo,  Widas,  Ciherang,  Cimelati
Keunggulannya : tahan hama wereng coklat dengan rasa nasi enak .
·       Tukad Petanu, Tukad Undo, Tukad Balian, Kalimas, Bondo yudo.
Keunggulannya : tahan tungro.
·       Angke, code.
Keunggulannya : tahan hawar daun.
·       Indra giri, Punggur, Marta pura, Mendawan, Mergasari, Siak raya , Tenggulang.
Keunggulannya : merupakan varietas padi lahan surut yang toleran terhadap kandungan Fe tinggi, Al dan Asam Sulfat.
·       Danau Gaung,  Batutegi, Silu gonggo, situ Patenggang,  Situ Bagendit
Keunggulannya : merupakan varietas padi gogo yang toleran terhadap tanah asam (keracunan Al) dan toleran terhadap kekeringan dan naungan.

3.  UNGGUL  MUTU  CITA  RASA
·       Ciherang, Cigeulis, Cibogo
Keunggulannya : beras pulen
·       Batang Lembang,  Batang Piaman
Keunggulannya : beras pera

4.  UNGGUL  MUTU  GIZI
·       Aek Sibundong (hasil persilangan Way Apoburu, Widas dan sitali).  
Keunggulannya : merupakan beras merah (lihat manfaat beras merah)
Produktivitas nya 8 ton/ha,  umur genjah 110-120 hari,  tahan wereng coklat biotipe 2 dan 3,  tahan penyakit hawar daun bakteri strain IV,  rasa enak dan pulen,  kaya vit. B kompleks dan Asam Folat.

5. UNGGUL  SAWAH  DATARAN  TINGGI
·       Sarinah,  
Keunggulannya : Produktivitas 6,98 ton/ha,  potensinya seperti Ciherang yang hanya dapat di gunakan di dataran rendah.

6. UMUR  GENJAH
·       Silu gonggo dan Ciujug,  
Keunggulannya : cocok untuk antisipasi kekeringaan akibat anomali iklim.

Adapun Varietas Padi unggul tahun 2008, adalah varietas padi unggul baru yaitu varietas  yang di resmikan tahun 2008 oleh Bapak Presiden SBY dalam acara Pekan Padi Nasional III di BP Padi Sukamandi.  Varietas Padi Unggulan tersebut berjumlah 9 varietas, 6 varietas untuk padi lahan irigasi dan 3 varietas untuk padi rawa.  Berikut adalah varietas-varietas padi tersebut:
1. INPARI – 1 
Keunggulan: produktivitas 10 ton/ha, genjah, tahan hawar daun bakteri dan mutu baik.
2. INPARI – 2
Keunggulan : Produktivitas 7,3 ton/ha, tahn hawar daun bakteri, tahan wereng coklat.
3. INPARI – 3
Keunggulan : produktivitas 7,5 ton/ha, tahan wereng coklat, hawar daun bakteri dan mutu baik.
4.  INPARI – 4
Keunggulan : produktivitas 8,8 ton/ha, tahan wereng coklat, hawar daun bakteri.
5. INPARI – 5 MERAWU
Keunggulan: produktivitas 7,2 ton/ha, tahan wereng coklat, kandungan Fe tinggi pada beras pecah kulit
6. INPARI – 6 JETE
Keunggulan : produktivitas 12 ton/ha, padi tipe baru, genjah dan tahan wereng coklat.
7. INPARA – 1
Keunggulan : produktivitas 6,4 ton/ha, padi tipe baru, genjah dan tahan wereng coklat
8. INPARA – 2
Keunggulan :prioduktivitas 6,2 ton/ha, padi rawa dan toleran terhadap Al dan Fe.
9. INPARA – 3
Keunggulan : produktivitas 5,6 ton/ha, padi rawa dan tahan rendaman.

Sumber:
http://baranur-agriscience.blogspot.com/2013/05/varietas-padi-lanjutan-2.html

Thursday, May 30, 2013

VARIETAS PADI (Lanjutan 1)



Varietas tanaman padi dibedakan dalam beberapa  jenis berdasaran lahan atau area penanaman yang digunakan, antara lain:

  1. Padi Sawah:
IR36 ; Cisadane ; IR42 ; Cisokan ; IR64 ; Ciliwung ; IR66 ; Memberamo ; Cibodas ; Digul ; Maros ; Cilamaya Muncul ; Way Apo Buru ; Widas ; Ciherang ; Cisantana ; Tukad Petanu ; Tukad Balian ; Tukad Unda ; Celebes ; Kalimas ; Bondojudo ; Silugonggo ; Singkil ; Sintanur ; Konawe ; Batang Gadis ; Ciujung ; Conde ; Angke ; Wera ; Sunggal ; Cigeulis ; Luk Ulo ; Cibogo ; Batang Piaman ; Batang Lembang ; Pepe ; Logawa ; Mekongga  ; Sarinah ; Aek Sibundong ; Inpari 1 ; Inpari 2 ; Inpari 3 ; Inpari 4 ; Inpari 5 Merawu ; Inpari 6 Jete ; Inpari 7 Lanrang ; Inpari 8 ; Inpari 9 Elo ; Inpari 10 Laeya ; Cimelat ; Gilirang ; Ciapus ; Fatmawat

  1. Padi Hibrida:
Maro ; Rokan ; Hipa 3 ; Hipa 4 ; Hipa 5 Ceva ; Hipa 6 Jete ; Hipa 7 ; Hipa 8 Pioneer ; Sembada

  1. Padi Gogo :
Cirata ; Towut ; Limboto ; Danau Gaung ; Batutegi ; Situ Patenggang ; Situ Bagendit

  1. Padi Rawa Pasang Surut:
Banyuasin ; Batanghari ; Dendang ; Indragiri ; Punggur ; Martapura ; Margasari ; Siak Raya ; Air Tenggulang ; Lambur ; Mendawak ; Inpara1 ; Inpara2 ; Inpara3

  1. Padi Ketan
Lusi ; Ketonggo ; Setail ; Ciasem

Sumber:
http://baranur-agriscience.blogspot.com/2013/05/varietas-padi-lanjutan-1.html

Monday, May 27, 2013

KEBUTUHAN BENIH PADI PER HEKTAR


Untuk memudahkan perhitungan, pemerintah telah membuat anjuran atau rekomendasi bahwa untuk 1 ha diperlukan sekitar 25 kg benih. Mengapa angka 25 kg jadi patoka? akan di uraikan atau di jelaskan dibawah ini

Dalam 1 ha itu artinya luasan 10.000 m2. Atau untuk mudahnya 1 ha itu 100 m x 100 m
100 m = 10,000 cm

Bila jarak tanam 25 x 25 cm, jumlah tancep/rumpun dalam 1 ha =
=> 10.000 cm/25cm x 10.000 cm/25cm =
=>        400               x        400               =
=>  160.000 tancep

Kalau dalam 1 tancep ada 3 bibit saja maka jumlah rumpun ada 3 x 160.000 = 480.000 bibit
Kemudian, kita menghitung jumlah 1000 butir padi dalam gram. Biasanya, dijadikan patokan 1000 butir adalah 27 gram.

Maka : 27/ 1000 x 480.000 = 12.960 g atau 12,96 kg atau kita bulatkan jadi 13 kg
Kok sedikit? bukannya rekomendasinya 25 kg?, itu baru perhitungan jumlah bibit (benih) yang ada di sawah.

Bila dalam 25 kg itu, daya tumbuhnhnya 90 % saja maka ada 10 % yang tak tumbuh. Itu artinya ada 2,5 kg yang tak tumbuh. Belum lagi, ada hama seperti Serangga, tikus, burung, keong dll serta penyakit tanaman yang harus kita perhitungkan maka bisa 3,5 kg habis dimakan mereka. Jadi total yang hilang 2,5 + 3,5 kg = 6 kg.

Artinya bila petani menanam dengan jarak tanam 25 x 25 cm dalam 1 ha (25 kg) itu ada sisa benih
= 25 kg – (13 + 6) kg = 6 kg

Bila jarak tanam 20 x 25 cm,
Jumlah tancep/rumpun dalam 1 ha =
=> 10.000 cm/20cm x 10.000 cm/25cm =
=>        500               x        400               =
=> 200.000 tancep

Kalau dalam 1 tancep ada 3 bibit saja maka jumlah rumpun ada 3 x 200.000 =600.000 bibit
Kemudian, kita menghitung jumlah 1000 butir padi dalam gram. Biasanya, dijadikan patokan 1000 butir adalah 27 gram.

Maka: 27/ 1000 x 600.000 = 16.200 g atau 16,2 kg

Jumlah benih lebih banyak. itu baru perhitungan jumlah bibit (benih) yang ada di sawah.
Bila dalam 25 kg itu, daya tumbuhnhya 90 % saja maka ada 10 % yanga tak tumbuh. Itu artinya ada 2,5 kg yang tak tumbuh. Belum lagi, ada hama seperti tikus, burung, keong dll kita perhitungkan maka bisa 3,5 kg habis dimakan mereka. Total yang hilang 6 kg.

Artinya bila petani menanam dengan jarak tanam 20 x 25 cm dalam 1 ha (25 kg) itu ada sisa benih
= 25 kg – (16,2 + 6) kg = 2,8 kg ( jarak tanam ini yang mendekati rekomendasi dari kementan )

Sumber:
http://baranur-agriscience.blogspot.com/2013/05/kebutuhan-benih-padi-per-hektar.html

+